Translate

Sunday, August 13, 2017

Berhati-hati

"Hati-hati"
Sebuah kata yang tidak aneh didengar. Kita sering mendengar kata-kata ini, terutama dari  orang tua kita. Orang tua kita bicara demikian bukan tanpa alasan. Mereka punya banyak alasan mengenai kata-kata itu.
Orang mengingatkat kita untuk berhati-hati terhadap sebuah hal. Bisa karena banyak hal. Hal yang paling umum adalah dikarenakan oleh pengalaman. "Hati-hati sama orang itu.", mungkin dia pernah memiliki sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan dengan orang tersebut. Atau keberhati-hatian juga bisa berangkat dari pengalaman orang lain. Orang tua akan melarang anaknya melakukan sebuah hal yang berbahaya apa bila hal tersebut telah menimpa anak orang lain.

Keberhati-hatian adalah hal yang harus dimiliki oleh kita. Akan ada banyak hal yang dihadapi dalam kehidupan ini. Semuanya butuh perhitungan, pemikiran, kepahaman, dan "keberhati-hatian". Namun, dari hal tersebut ada hal yang harus juga diperhitungkan. "Kebijaksanaan".

Kebijaksanaan yang dimaksud adalah kebijaksanaan dalam keberhati-hatian. Kita sering kali "terlalu" berhati-hati dalam bertindak yang malah membuat kita tidak bertindak apapun. Ini merupakan hal yang berbahaya. Keberhati-hatian yang seperti ini bukanlah yang diharapkan. Keberhati-hatian tidak membunuh kreativitas atau pun jiwa eksperimental dalam diri seseorang jika disikapi dengan bijak.

Seorang anak tidak bertanya di dalam kelas meskipun dia tidak paham karena dia "berhati-hati" tidak mau malu di depan teman-temannya. Seorang pelajar tidak mau melakukan sebuah eksperimen mengenai bidang ilmu yang dia geluti karena dia "berhati-hati" tidak mau eksperimennya gagal dan "salah". Apakah berhati-hatian ini yang diharapkan? Jelas bukan.

Jika kreativitas kita mati karena alasan "berhati-hati", keberhati-hatian itulah yang merupakan kecelakaan.

No comments:

Post a Comment